Postingan

Ayah... Ibu...

Ayah... Ibu... Maafkan aku yang tak mampu.. Maafkan aku yang tak seperti mereka.. Mungkin aku kerap memalukanmu.. Mungkin aku telah banyak mengambil waktu luangmu.. Dan mungkin saja, terbesit dibenakmu untuk menyerah bersamaku.. Apa jadinya aku tanpa kalian.. Bisa jadi dunia begitu gelap bagiku.. Bisa jadi tak ada kata yang dapat ku dengar.. Bisa jadi tak ada seorangpun yang dapat ku mengerti.. Karenanya, terima kasih ayah ibu.. Karenamu, aku mengerti bahwa setiap orang memang berbeda.. Karenamu, aku mengerti bahwa aku berharga..

Cerpen Lomba Penerbit GemaMedia

Gambar
“Dia yang Ku Sebut Istimewa” Angin malam itu berhembus perlahan menembus pori-pori di tubuhku, membuat tubuhku justru merasakan hangatnya malam. Cahaya-cahaya kecil di atas sana sedang menyapaku Seakan menyeru ku untuk tak beranjak pergi.. Entah , kenapa langit begitu mesra menyapa pada malam ini ? Lalu , jika kemesraan itu untukku , maka pantaskah diriku menerima nya ? TIDAK ! Aku begitu jauh dari y an g sepantasnya, hingga sebersit cahaya pun tak pantas menyinariku . Aku terlalu lama dalam gelap hingga setitik cahaya teramat asing bagiku. Bahkan untuk memikirkannya saja diriku terlalu lemah. Namun, aku ingin langit malam ini. Hanya untuk malam ini saja, jika dia sudi menemani ku y an g mengemis sedikit saja cahayanya. Ketika ku tanyakan pada hati, "sebenarnya cahaya seperti apa yang kau cari ? Cahaya yang seberapa banyak yang kau ingini untuk menyinari mu ?" Hatiku spontan menjawab "cahaya yang membuatku tak mengenal gelap lagi".

Cerpen Lomba HOS Tjokroaminoto

“Kibaran Merah Putih oleh Seorang Bermata Jemari” Tema    : Nilai-Nilai HOS Tjakroaminoto (Nasionalisme) Prolog Kebebasan semakin nampak. Belenggu penjajah kian memudar di terpa waktu. Suara dentuman ledakan telah hilang, begitupun dengan suara tangisan korban-korban telah lenyap. Gelap dan pengap yang dirasakan segerombolan orang yang bernama rakyat kini telah berganti cahaya. Berganti menjadi jalan keluar menuju peperangan selanjutnya. Namun, kali ini bukan perang seperti sebelumnya, yang ketika senjata selalu siap ditembakkan, ketika bambu runcing siap menuju sasarannya dan ketika parang panjang siap di hunus mengusir para bedebah penjajah bangsa.             Lalu, peperangan seperti apa lagi yang harus dihadapi oleh rakyat Indonesia setelah menyatakan merdeka selama 70 tahun ? Peperangan yang tentunya takkan pudar di terpa waktu, yaitu perang melawan kebebasan yang sebebas-bebasnya, perang melawan diri sendiri saat nasionalisme memudar dalam diri serta banyak hal y

Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.      Latar Belakang Pasal 27 Undang-Undang Dasar 1945 mengatakan bahwa tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Di lain pihak disebutkan bahwa seluruh warga Negara mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan baik tanpa ada kecuali. Oleh karena itu, pendidikan harusnya dapat memberikan sumbangan berarti dalam mewujudkan cita-cita yang terkandung dalam pasal tersebut. Di dalam undang-undang organik yang menegaskan cita-cita pendidikan seperti dikehendaki Undang-Undang Dasar 1945, yaitu UU No 20 Tahun 2003, bahwa :             Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kr