Klasifikasi Anak Tunalaras
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan
seseorang adalah sebuah kehidupan yang kompleks yang selalu disertai dengan
cerita-cerita yang memberikan warna pada setiap lembar putih kehidupannya.
Inilah yang membuat setiap individu adalah pribadi yang unik, yakni karena
latar belakang mereka berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, setiap tindakan
yang dilakukan oleh seorang individu tidak bisa dipungkiri memiliki kaitan dengan
kehidupan pribadi mereka.
Begitu juga saat terjadinya
penyimpangan yang mereka lakukan tidak lepas dari kehidupan pribadi mereka. Penyimpangan yang
dilakukan oleh seorang atau beberapa
anak biasanya bersifat merugikan orang lain. Di Indonesia sering di sebut
dengan anak tunalaras.
Menurut Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, menjelaskan bahwa : Anak yang berumur antara 6-17
tahun, dengan karakteristik bahwa anak tersebut mengalami gangguan atau
hambatan emosi dan berkelainan tingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan
diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dari pengertian tersebut
di temukan beberapa karakteristik yang ada pada anak tunalaras. Karakteristik
dimaksudkan yaitu ciri-ciri khusus yang pada anak tunalaras, baik dalam aspek
kognitif, emosi, social, kemampuan akademik, maupun kepribadiannya. Banyak
karakteristik yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Hewitt dan
Jenkins. Hewitt dan Jenkis mengklasifikasikan anak tunalaras (Socially Maldjusted
Children) menjadi tiga kelompok yaitu Unsocialized
Aggressive Children, Sosialized Aggressive Children dan Maldjusted Children yang
akan kami paparkan di makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Unsocialized
Aggressive Children ?
2. Apa
pengertian Sosialized Aggressive
Children ?
3.
Apa pengertian Maldjusted Children ?
4.
Bagaimana penanganan Unsocialized
Aggressive Children, Sosialized Aggressive Children dan Maldjusted Children ?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui pengertian Unsocialized
Aggressive Children.
2.
Mengetahui pengertian Sosialized Aggressive Children.
3.
Mengetahui pengertian Maldjusted Children.
4.
Mengetahui penanganan Unsocialized
Aggressive Children, Sosialized Aggressive Children dan Maldjusted Children.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Menurut
Hewitt dan Jenkins
Hewitt
dan Jenkins, mengklasifikasikan anak tunalaras (Socially Maldjusted Children)
menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Unsocialized Aggressive Children
Unsocialized
Agresive Children, yaitu kelompok anak yang menunjukan gejala-gejala: tidak
menyenangi sikap ototitas, seperti guru, dan polisi. Kebanyakan anak ini
berasal dari keluarga broken home, tidak mendapat kasih sayang dan perhatian
dari oran tuanya. Anak kelompok ini kebanyakan lahir di luar perkawinan. Mereka
tidak berkembang super egonya, tidak dapat melakukan hubungan interpersonal
secara positif. Prilaku dan sikap mereka bersifat anti sosial, sering melakukan
kekejaman, kekerasan dan sadis.
Tanpa
memiliki ikatan yang kuat dikembangkan, dia egois dan tidak peduli kepada orang
lain. Kurangnya disiplin hasil konsisten dalam hal kecil untuk aturan dan
menunda kepuasan. Dia tidak memiliki model peran yang tepat dan belajar untuk
menggunakan agresi untuk memecahkan perselisihan. Dia gagal untuk mengembangkan
empati dan kepedulian bagi orang-orang di sekitarnya.
2. Sosialized Aggressive Children
Sosiallized Agresive
Children, yaitu kelompok anak yang masih mampu melakukan hubungan dan interaksi
sosial pada kelompok yang terbatas, seperti kelompoknya. Pada umumnya berasal
dari keluarga broken home, masa kecil mereka pernah memperoleh kasih sayang,
tetapi masa berikutny diabaikan, sehingga ia masih mampu melakukan hubungan dan
interaksi sosial secara terbatas, tetapi mereka membenci orang-orang yang
memiliki otoritas.
Anak-anak ini cenderung memilih
teman bermain dengan anak yang sama. Pola dasar biasanya berkembang selama
tahun-tahun sekolah dasar, ketika rekan kelompok penerimaan menjadi bagian
pertama menjadi penting. Anak agresif adalah yang paling mungkin akan ditolak
oleh rekan-rekan mereka, dan penolakan ini mendorong orang buangan sosial untuk
membentuk ikatan dengan satu sama lain. Hubungan ini dapat mendorong dan pahala
agresi dan perilaku antisosial lainnya. Asosiasi tersebut kemudian dapat
mengakibatkan keanggotaan geng.
3. Maldjusted Children
Pengertian
penyesuaian diri jika di liat dari Sudut Pandang Usaha Penguasaan (Mastery)
yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam
cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak
terjadi. Namun ada beberapa anak yang sulit untuk menyesuaikan dirinya terhadap
lingkungan.
Kelompok anak ini sering juga disebut kelompok anak “inhibited”. Dengan
karakteristik prilaku, seperti : penakut, pemalu, cemas, menyendiri, sensitive,
sulit melakukan interaksi social secara baik dengan teman-temannya, sangat
ketergantungan, dan mengalami defresi.
Pada umumnya
berasal dari keluarga mampu, dimana mereka terlalu diperhatikan, dan
dimanjakan, sehingga kurang mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang menuntut sesuatu dari seperti tanggungjawab social, agama dan budaya.
Yang termasuk kedalam model
penyesuaian tidak normal, diantaranya:
a.
Anxiety
(Kecemasan)
Kecemasan
adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi
ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustrasi) dan pertentangan
batin (konflik). Kec```emasan itu mempunyai segi yang disadari seperti rasa
takut, terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa/bersalah, terancam dan lainnya.
Juga ada segi-segi yang terjadi di luar kesadaran dan tidak bisa menghindari
perasaan yang tidak menyenangkan tersebut. dan mengetahui ada bahaya yang mengancam; (2)
Cemas yang berupa penyakit, seperti yang tidak jelas sebabnya dan itu
mempengaruhi keseluruhan pribadi, dan juga cemas dalam bentuk takut pada benda
atau hal-hal tertentu; (3) Cemas karena perasaan bersalah/dosa karena melakukan
hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
b.
Frustrasi
(Tekanan perasan)
Frustrasi
merupakan suatu rintangan atau penggagalan tingkah laku untuk mencapai sasaran.
Atau suatu keadaan ketegangan yang tidak menyenangkan, dipenuhi kecemasan, yang
semakin meninggi disebabkan oleh perintangan atau penghambatan. Dengan kata
lain frustrasi adalah suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya
hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya.
c.
Konflik
(Pertentangan batin)
Konflik jiwa
atau pertentangan batin, adalah terdapatnya dua macam dorongan atau lebih, yang
berlawanan atau yang bertentangan satu sama lain, dan tidak mudah dipenuhi
dalam waktu yang sama.
Beberapa
macam konflik; (1) Pertentangan antara dua hal yang sama-sama diingini, tetepi
tidak mudah diambil keduanya (approach-approach conflict); (2)
Pertentangan antara dua hal yang pertama diingini dan sedangkan yang kedua
tidak diingini. Dari satu segi ingin mencapainya dan dari segi lain ingin
menghindarinya (approach-avoidance conflict); (3) Pertentangan antara
dua hal yang tidak diingini (avoidance-avoidance conflict).
4. Penanganan
Unsocialized
Aggressive Children (Anak anti social yang agresif), Sosialized Aggressive
Children (Anak agresif) dan Maldjusted
Children (Anak yang tidak mampu menyesuaikan diri).
a) Penanganan
Anak Anti Social yang Agresif.
ü Beri
kesempatan anak untuk membuat aturan
ü Menciptakan
aturan yang dikombinasikan dengan cinta dan alas an yang jelas dan cara
menyampaikan dapat di terima anak.
ü Ketika
anak membutuhkan guru/orangtua maka siap ada untuk dia. Sebab, semakin sering
kita menolak maka semakin sering anak menolak instruksi kita.
ü Memberi
contoh yang baik.
b) Penanganan
Anak agresif.
ü Memberi
hukuman yang efektif kepada anak.
ü Memberi
pelajaran kepada anak agar dapat berperilaku baik, tidak perlu dengan
kekerasan.
ü Pukulan
yang dilakukan orangtua dapat mengehentikan perilaku anak, namun hanya untuk
sementara.
ü Perlu
adanya perhatian dan kesabaran orangtua.
ü Adanya
partisipasi lingkungan yang mendukung agar si anak tidak berlaku agresif.
c) Penanganan
Anak yang Sulit Menyesuaikan Diri.
ü Mengenal
dan menerima diri, baik secara positif dan egative, dan bertindak sesuai dengan
kemampuan dan kekurangan diri.
ü Mengenal
orang lain secara objektif.
ü Mengenal
lingkungan secara positif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pendapat Hewitt
dan Jenkins yang diuraikan di atas, klasifikasi anak tunalaras dapat
disimpulkan, bahwa: anak tunalaras menurut bentuknya dapat dikelompokan menjadi
dua yaitu anak tunalaras yang mengalami gangguan emosi anak tunalaras yang
mengalami penyimpangan social.
Setiap bentuk dan tingkat ketunalarasan memiliki
karakteristik umum yang disandang anak tunalaras, dan karakteristik khusus yang
disandang setiap jenis dan tingkat ketunalarasan. Baik dalam aspek social,
emosi, kognitif, prestasi akademik maupun kepribadiannya.
Klasifikasi dan karakteristik tersebut penting dipahami oleh mahasiswa sebagai calon pendidik anak tunalaras, karena akan membantu kelancaran dalam penyusunan program dan pelayanan pendidikannya.
Klasifikasi dan karakteristik tersebut penting dipahami oleh mahasiswa sebagai calon pendidik anak tunalaras, karena akan membantu kelancaran dalam penyusunan program dan pelayanan pendidikannya.
DAFTAR PUSTAKA
ansos-antisosial-atau-arogansi-sosial-323819.html.
Jurnal Tentang
Pengertian Maladjustment _ belajarpsikologi.com.html. Post by Haryanto, S.pd
Penyesuaian Diri Tidak Normal
(Maladjustment) _ Klik Psikologi.html.
Komentar
Posting Komentar