Artikel "Batas Bahasa" yang mengantarkanku meraih juara 1 saat Diesnatalis FKIP Unlam
Batas
Bahasa
(Raudatur
Ridha PLB’13)
Apa
itu bahasa ? Menurut para ahli, bahasa merupakan media komunikasi
yang digunakan untuk menyampaikan pesan (pendapat, perasaan, dll) dengan
menggunakan simbol-simbol yang disepakati bersama, kemudian kata dirangkai
berdasarkan urutan membentuk kalimat yang bermakna, dan mengikuti aturan atau
tata bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas atau masyarakat (Sinolungan,
1997; Semiawan, 1998).
Jadi, Bahasa
adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain dan juga merupakan alat untuk
bergaul. Bahasa mencangkup semua cara berkomunikasi dimana pikiran dan perasaan
dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan
kata-kata, symbol, lambing, atau lukisan.
Jika
bahasa kita tidak luas maka serapan kita saat berkomunikasi dengan orang lain
akan terbatas dikarenakan kita tidak memiliki perbendaharaan kata yang banyak.
Di saar itulah kita bisa dikatakan memiliki batas dalam berbahasa.
Lalu
apa yang dapat ktia lakukan untuk meningkatkan perbendaharaan bahasa kita ? Kita
mempunyai mata untuk melihat berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungan
kita. Kita mempunyai telinga yang dapat mendengar berbagai bahasa di sekitar
kita. Kita memiliki tubuh yang bahkan dapat menciptakan sebuah peristiwa. Kita
mempunyai akal untuk mendapatkan pengetahuan dari berbagai buku. Jika kita
dapat memaksimalkan kemampuan kita yang ada maka kita dapat dengan mudah
memperoleh bahasa yang banyak.
Saat kita melihat peristiwa, kita
sedang mencatat peristiwa tersebut di dalam otak kita. Dengan itu kita dapat
menggunakan memori kita untuk mengingat dan mengangkat peristiwa tersebut
melalui bahasa. Gampang bukan ? Kita hanya perlu memperhatikan hal-hal di
sekitar kita yang sebenarnya menyimpan banyak pelajaran dan hanya perlu
meluangkan waktu untuk membaca. Jika kita dapat melakukan apa yang tidak dapat
orang lain lakukan, bukankah kita bisa mendapatkan hal yang tidak didapatkan
orang lain.
Lalu bagaimana dengan orang yang
mempunyai keterbatasan bahasa sejak lahir ? Dapatkah kalian bayangkan kecilnya
dunianya jika bahasanya hanya sebatas apa yang dia mampu dengar ? Ludwig
Wetgenestein berkata “Batas
bahasaku adalah batas duniaku, berikan mereka kemampuan berbahasa dan
komunikasi yang cukup agar dunia mereka lebih luas”.
Mereka
mungkin hanya dapat membaca tanpa tahu maknanya, karena tidak ada makna yang
mampu mereka dengar.
Lalu bagaimana memberikan mereka
kemampuan berbahasa dan komunikasi yang cukup agar dunia mereka lebih luas.
Untungnya bahasa memiliki berbagai bentuk, salah satunya yaitu bahasa isyarat. Di
Indonesia sendiri memiliki Sistem Isyarat Bahasa Indonesia yang sering di kenal
dengan SIBI . Dengan bahasa isyratlah mereka dapat berkomunikasi satu sama
lain. Mereka dengan mudah berbicara menggunakan bahasanya. Untuk orang awam
yang ingin berkomunikasi dengan mereka sebenarnya cukup mudah. Mereka sudah
terbiasa membaca gerakan bibir seseorang yang bicara padanya. Kita hanya perlu
memperjelas artikulasi pengucapan kita agar gerakan bibir kita dapat di tangkap
oleh mereka.
Untuk tenaga pengajar sendiri bisa
melatih bahasa isyarat yang telah di pelajari. Meskipun mungkin belum terbiasa,
namun bahasa isyarat adalah bahasa yang menarik untuk di pelajari. Dengan
seperti itu maka kita dapat berkomunikasi dengan mereka tanpa takut mereka
tidak mengerti apa yang kita ucapkan. Itu akan membuat dunianya semakin luas
karena mendapat bahasa yang lebih banyak dari lingkungan sekitarnya.
Adanya batasan bahasa membuat
komunikasi sosial akan terganggu. Untuk itu bahasa sangat penting. Melalui
bahasa, setiap manusia dapat mengenal dirinya, sesamanya, alam sekitar, ilmu
pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama. Maka dari itu kita harus peka
terhadap lingkungan agar semakin banyak yang kita tulis di memori otak kita dan
biasakan membaca setiap hari.
Komentar
Posting Komentar